Assalamu’alaikum Wr. Wb
Nama : Khoirurridho Juansah
Kelas : 2CC
NIM : 061530700571
Mata Kuliah : Praktek Jaringan Komputer
Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Oleh karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan algoritma Distance-Vector Routing. Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453).
Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP Next Generation/ RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam RFC 2080 (1997).
Cara Kerja RIP
Kelebihan & Kekurangan RIP
Kelebihan :
Kekurangan :
Versi
Ada tiga versi dari Routing Information Protocol: RIPv1, RIPv2, dan RIPng.
1. RIP versi 1
Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.
2. RIP versi 2
Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun 1993 dan standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas, maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan spesifikasi awal jika semua protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar ditentukan. Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur memungkinkan interoperabilitas halus penyesuaian.
3. RIPng
RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam RFC 2080, adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi Internet Protocol berikutnya.
Konfigurasi RIP
Buka aplikasi Cisco Paket Tracer
Susunlah Router, Switch, dan PC seperti gambar di bawah. Untuk Router, gunakan Router Generic.
Kemudian, hubungkan PC ke Switch, Switch ke Router, dan Router ke Router. Untuk mempermudah, kita gunakan Automatically Choose Connection Type.
Selanjutnya, Kita tentukan IP pada masing-masing PC:
IP PC0 >> 10.10.10.2 Gateway >> 10.10.10.1
IP PC1 >> 10.10.10.3 Gateway >> 10.10.10.1
IP PC2 >> 10.10.10.4 Gateway >> 10.10.10.1
IP PC3 >> 10.10.10.5 Gateway >> 10.10.10.1
IP PC4 >> 11.10.10.2 Gateway >> 11.10.10.1
IP PC5 >> 11.10.10.3 Gateway >> 11.10.10.1
IP PC6 >> 11.10.10.4 Gateway >> 11.10.10.1
IP PC7 >> 11.10.10.5 Gateway >> 11.10.10.1
IP PC8 >> 12.10.10.2 Gateway >> 12.10.10.1
IP PC9 >> 12.10.10.3 Gateway >> 12.10.10.1
IP PC10 >> 12.10.10.4 Gateway >> 12.10.10.1
IP PC11 >> 12.10.10.5 Gateway >> 12.10.10.1
Setelah menentukan IP, kita konfigurasi Router. Ada 3 Router yang akan di konfiurasi, kita beri nama :
a. Router Palembang
b. Router Lampung
c. Router Bengkulu
Sekarang, Klik Router Palembang. akan muncul tampilan seperti ini
Console Router Palembang :
>en
#conf t
#int fa 0/0 (Port yang menuju ke Router Palembang)
#ip add 10.10.10.1 255.0.0.0 (Gateway Palembang)
#no sh (mengaktifkan Port)
#ex
#int se 2/0 (Port menuju ke Router Lampung)
#ip add 192.168.10.10 255.255.255.0
#clock rate 64000
#band 64 (Band Wide)
#no sh
#ex
#router rip
#net 10.10.10.1
#net 192.168.10.10
#ex
#^z (ctrl+z)
Console Router Lampung :
>en
#conf t
#int fa 0/0 (Port yang menuju ke switch Lampung)
#ip add 11.10.10.1 255.255.255.0 (Gateway Lampung)
#no sh (Mengaktifkan Port)
#ex
#int se 2/0 (Port menuju ke Router Palembang)
#ip add 192.168.10.12 255.255.255.0
#clock rate 64000
#band 64 (Band Wide)
#no sh
#ex
#int se 3/0 (Port menuju ke Router Bengkulu)
#ip add 200.168.10.10 255.255.255.0
#clock rate 64000
#band 64
#no sh
#ex
#router rip
#net 11.10.10.1
#net 192.168.10.12
#net 200.168.10.10
#ex
#^z (ctrl+z)
Console Router Medan :
>en
#conf t
#int fa 0/0 (Port yang menuju ke switch Bengkulu)
#ip add 12.10.10.1 255.0.0.0 (Gateway Medan)
#no sh (Mengaktifkan Port)
#ex
#int se 2/0 (port menuju ke Router Lampung)
#ip add 200.168.10.12 255.255.255.0
#clock rate 64000
#band 64 (band wide)
#no sh
#ex
#router rip
#net 12.10.10.1
#net 200.168.10.12
#ex
#^2 (ctrl+z)
Jika sudah di konfigurasi, maka semua port yang kita hubungkan akan menyala berwarna hijau seperti gambar.
Untuk Memastikan Connection mulai dari Palembang ke Bengkulu, kita Ping seperti gambar di bawah.
Jika hasil ping seperti di atas, itu menunjukkan Routing sukses.
Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP Next Generation/ RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam RFC 2080 (1997).
Cara Kerja RIP
- Host mendengar pada alamat broadcast jika ada update routing dari gateway.
- Host akan memeriksa terlebih dahulu routing table lokal jika menerima update routing .
- Jika rute belum ada, informasi segera dimasukkan ke routing table .
- Jika rute sudah ada, metric yang terkecil akan diambil sebagai acuan.
- Rute melalui suatu gateway akan dihapus jika tidak ada update dari gateway tersebut dalam waktu tertentu
- Khusus untuk gateway, RIP akan mengirimkan update routing pada alamat broadcast di setiap network yang terhubung.
Kelebihan & Kekurangan RIP
Kelebihan :
- RIP menggunakan metode Triggered Update.
- RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).
- Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.
Kekurangan :
- Jumlah host Terbatas.
- RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
- RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).
- Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada.
- Untuk jaringan yang besar dan kompleks, RIP mungkin tidak cukup. Dalam kondisi demikian, penghitungan routing dalam RIP sering membutuhkan waktu yang lama, dan menyebabkan terjadinya routing loop.
Versi
Ada tiga versi dari Routing Information Protocol: RIPv1, RIPv2, dan RIPng.
1. RIP versi 1
Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.
2. RIP versi 2
Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun 1993 dan standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas, maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan spesifikasi awal jika semua protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar ditentukan. Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur memungkinkan interoperabilitas halus penyesuaian.
3. RIPng
RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam RFC 2080, adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi Internet Protocol berikutnya.
Konfigurasi RIP
Buka aplikasi Cisco Paket Tracer
Susunlah Router, Switch, dan PC seperti gambar di bawah. Untuk Router, gunakan Router Generic.
Kemudian, hubungkan PC ke Switch, Switch ke Router, dan Router ke Router. Untuk mempermudah, kita gunakan Automatically Choose Connection Type.
Selanjutnya, Kita tentukan IP pada masing-masing PC:
IP PC0 >> 10.10.10.2 Gateway >> 10.10.10.1
IP PC1 >> 10.10.10.3 Gateway >> 10.10.10.1
IP PC2 >> 10.10.10.4 Gateway >> 10.10.10.1
IP PC3 >> 10.10.10.5 Gateway >> 10.10.10.1
IP PC4 >> 11.10.10.2 Gateway >> 11.10.10.1
IP PC5 >> 11.10.10.3 Gateway >> 11.10.10.1
IP PC6 >> 11.10.10.4 Gateway >> 11.10.10.1
IP PC7 >> 11.10.10.5 Gateway >> 11.10.10.1
IP PC8 >> 12.10.10.2 Gateway >> 12.10.10.1
IP PC9 >> 12.10.10.3 Gateway >> 12.10.10.1
IP PC10 >> 12.10.10.4 Gateway >> 12.10.10.1
IP PC11 >> 12.10.10.5 Gateway >> 12.10.10.1
Setelah menentukan IP, kita konfigurasi Router. Ada 3 Router yang akan di konfiurasi, kita beri nama :
a. Router Palembang
b. Router Lampung
c. Router Bengkulu
Sekarang, Klik Router Palembang. akan muncul tampilan seperti ini
Console Router Palembang :
>en
#conf t
#int fa 0/0 (Port yang menuju ke Router Palembang)
#ip add 10.10.10.1 255.0.0.0 (Gateway Palembang)
#no sh (mengaktifkan Port)
#ex
#int se 2/0 (Port menuju ke Router Lampung)
#ip add 192.168.10.10 255.255.255.0
#clock rate 64000
#band 64 (Band Wide)
#no sh
#ex
#router rip
#net 10.10.10.1
#net 192.168.10.10
#ex
#^z (ctrl+z)
Console Router Lampung :
>en
#conf t
#int fa 0/0 (Port yang menuju ke switch Lampung)
#ip add 11.10.10.1 255.255.255.0 (Gateway Lampung)
#no sh (Mengaktifkan Port)
#ex
#int se 2/0 (Port menuju ke Router Palembang)
#ip add 192.168.10.12 255.255.255.0
#clock rate 64000
#band 64 (Band Wide)
#no sh
#ex
#int se 3/0 (Port menuju ke Router Bengkulu)
#ip add 200.168.10.10 255.255.255.0
#clock rate 64000
#band 64
#no sh
#ex
#router rip
#net 11.10.10.1
#net 192.168.10.12
#net 200.168.10.10
#ex
#^z (ctrl+z)
Console Router Medan :
>en
#conf t
#int fa 0/0 (Port yang menuju ke switch Bengkulu)
#ip add 12.10.10.1 255.0.0.0 (Gateway Medan)
#no sh (Mengaktifkan Port)
#ex
#int se 2/0 (port menuju ke Router Lampung)
#ip add 200.168.10.12 255.255.255.0
#clock rate 64000
#band 64 (band wide)
#no sh
#ex
#router rip
#net 12.10.10.1
#net 200.168.10.12
#ex
#^2 (ctrl+z)
Jika sudah di konfigurasi, maka semua port yang kita hubungkan akan menyala berwarna hijau seperti gambar.
Untuk Memastikan Connection mulai dari Palembang ke Bengkulu, kita Ping seperti gambar di bawah.
Jika hasil ping seperti di atas, itu menunjukkan Routing sukses.
Sekian tutorial dari saya, apabila ada kesalahan saya mohon maaf,
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar